Monday 21 March 2016

Kita Morotai, Sebuah Aksi Nyata untuk Indonesia

Setelah sekian lama tidak aktif di blog, kali ini aku kembali dengan sebuah berita tentang aksi (lebih tepatnya disebut kegiatan pengabdian masyarakat) bagi Morotai. Kegiatan yang dimotori oleh salah satu tim KKN mahasiswa dari UGM ini bertujuan untuk pembangungan Rumah Baca KITAMOROTAI dan pengadaan seragam sekolah serta perlengkapan sekolah dan alat tulis.

sumber: twitter.com/Kampus_Maritim

Untuk Rumah Baca KITAMOROTAI, kita bisa ikut berpartisipasi dengan mendonasikan uang maupun buku edukasi anak-anak dan buku mata pelajaran SD. Alamat dropbox buku dan rekening donasi dapat dilihat pada gambar di atas.

sumber: path.com/moment/3Kchin

Sedangkan pengadaan seragam sekolah serta perlengkapan sekolah dan alat tulis (Uniforms & School Supplies For Morotai) ditujukan untuk 200 anak di 5 desa yang ada di Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara. Untuk aksi yang satu ini, tim hanya menerima donasi berupa uang. Penggalangan dana, setahuku, dilakukan via kitabisa.com/ussfm. Sampai hari ini, 21 Maret 2016, telah terkumpul dana sebanyak 14% dari total dana yang dibutuhkan (Rp30.000.000). Penggalangan dana masih akan berlanjut 49 hari lagi (sampai dengan awal Mei, kira-kira).

Aksi untuk Morotai ini adalah yang kedua kalinya yang dilakukan oleh tim KKN mahasiswa UGM. Tahun lalu katanya sudah ada tim KKN yang pergi ke Morotai dan sepertinya tahun ini ada tim KKN lain yang melanjutkan pengabdian di sana (baca: Hendak Bangun Rumah Baca Lagi, Kita Morotai UGM Bertekad Kembali ke Morotai). Untuk contact person, akun line serta akun sosial media yang lain dapat dilihat langsung pada gambar di atas.

Aku sendiri baru pertama kali mencoba kitabisa.com. Menurut email yang kuterima, seluruh donatur akan menerima laporan keuangan dari pihak yang bersangkutan. Beneran gitu, ya? Jika memang benar seperti itu, bagus lah. Berarti ada pertanggungjawabannya. Dalam penggalangan dana, tidak hanya realisasinya saja yang penting, tapi laporannya juga penting. Jadi tidak hanya berani melakukan, tapi juga berani bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan.

Bicara tentang kegiatan pengabdian masyarakat di luar Jawa, sebenarnya ada banyak tim-tim KKN mahasiswa yang seperti ini, baik yang terekspos di dunia maya maupun tidak. Tahun lalu ada sekelompok mahasiswa UMY (GenerasiBakti Negeri) yang melakukan KKN ke daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, yaitu di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Tahun ini juga ada tim KKN mahasiswa yang hendak pergi ke Papua, kalau tidak salah ke Anggi Gida, Papua Barat. Yaa…sebenarnya banyak sih, tim KKN yang melakukan pengabdian masyarakat dalam bidang pendidikan di luar Pulau Jawa setiap tahunnya. Generasi Bakti Negeri saja kabarnya akan kembali ke Pulau Sebatik pada periode KKN tahun ini dan juga tahun depan.

Aku jadi ingat, dulu ada adik angkatanku yang KKN ke Rote. Waktu itu timnya juga berencana membangun rumah baca di sana. Jadi sejak beberapa bulan sebelum keberangkatan, mereka sudah menggalang donasi berupa buku dan uang. Sayangnya saat itu aku tidak bisa membantunya dalam bentuk uang atau buku, karena untuk mencukupi kebutuhanku saja uangku masih kurang (kalau ingat lagi jadi sedih). Jadi saat itu aku hanya bisa membantunya melalui retweet di twitter.

Melalui pengalaman itu timbullah keinginan untuk bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan serupa di masa mendatang, saat aku sudah lebih mampu dari masa itu. Ya, meski dalam penggalangan donasi tim KKN mahasiswa UMY tahun lalu dan tim KKN mahasiswa UGM tahun ini aku tidak ada hubungannya dengan mereka, tapi jika aku masih dimampukan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan baik seperti ini…mengapa tidak? Dan walau apa yang kuberikan hanya sedikit, tapi jika ada 100 orang yang juga memberikan sedikit seperti aku, hasil akhirnya akan sangat besar kan?

Untuk ikut ambil bagian dalam aksi sosial (penggalangan dana, khususnya) awalnya memang tidak mudah. Perlu keberanian besar untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya (dalam konteks baik lho, ya). Namun jika kita sudah melewati rintangan itu, niscaya kita akan lebih mudah untuk melakukannya lagi untuk yang kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya.

“Kadang dengan berbagi kita justru menemukan rasa cukup terhadap apa yang kita miliki.”

Aku akui aku ini pemalas dalam hal ngeblog, tapi jika niatnya mau sharing ya sharing aja. Because sharing is caring, begitulah slogan yang kerap kudengar.
  

2 comments:

  1. mahasiswa, agent of change. bangga banget dulu pas jadi mahasiswa dan dengar kalimat itu. walau sekarang banyak mahasiswa yang tingkahnya jauh dari harapan, setidaknya masih ada yang benar-benar bertekad memberikan manfaat ke sekeliling. semoga programnya berjalan lancar dan bermanfaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak...semoga bisa benar-benar bermanfaat :)
      Makasih

      Delete