Setelah sekian lama tidak aktif di blog, kali ini aku kembali
dengan sebuah berita tentang aksi (lebih tepatnya disebut kegiatan pengabdian
masyarakat) bagi Morotai. Kegiatan yang dimotori oleh salah satu tim KKN mahasiswa
dari UGM ini bertujuan untuk pembangungan Rumah Baca KITAMOROTAI dan pengadaan
seragam sekolah serta perlengkapan sekolah dan alat tulis.
sumber: twitter.com/Kampus_Maritim |
Untuk Rumah Baca KITAMOROTAI, kita bisa ikut berpartisipasi
dengan mendonasikan uang maupun buku edukasi anak-anak dan buku mata pelajaran
SD. Alamat dropbox buku dan rekening donasi dapat dilihat pada gambar di atas.
sumber: path.com/moment/3Kchin |
Sedangkan pengadaan seragam sekolah serta perlengkapan
sekolah dan alat tulis (Uniforms & School Supplies For Morotai) ditujukan
untuk 200 anak di 5 desa yang ada di Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Untuk aksi yang satu ini, tim hanya menerima donasi berupa uang. Penggalangan
dana, setahuku, dilakukan via kitabisa.com/ussfm. Sampai hari ini, 21 Maret
2016, telah terkumpul dana sebanyak 14% dari total dana yang dibutuhkan
(Rp30.000.000). Penggalangan dana masih akan berlanjut 49 hari lagi (sampai
dengan awal Mei, kira-kira).
Aksi untuk Morotai ini adalah yang kedua kalinya yang
dilakukan oleh tim KKN mahasiswa UGM. Tahun lalu katanya sudah ada tim KKN yang
pergi ke Morotai dan sepertinya tahun ini ada tim KKN lain yang melanjutkan
pengabdian di sana (baca: Hendak Bangun Rumah Baca Lagi, Kita Morotai UGM Bertekad Kembali ke Morotai). Untuk contact person, akun line serta akun
sosial media yang lain dapat dilihat langsung pada gambar di atas.
Aku sendiri baru pertama kali mencoba kitabisa.com. Menurut
email yang kuterima, seluruh donatur akan menerima laporan keuangan dari pihak
yang bersangkutan. Beneran gitu, ya? Jika memang benar seperti itu, bagus lah.
Berarti ada pertanggungjawabannya. Dalam penggalangan dana, tidak hanya realisasinya
saja yang penting, tapi laporannya juga penting. Jadi tidak hanya berani
melakukan, tapi juga berani bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan.
Bicara tentang kegiatan pengabdian masyarakat di luar Jawa,
sebenarnya ada banyak tim-tim KKN mahasiswa yang seperti ini, baik yang
terekspos di dunia maya maupun tidak. Tahun lalu ada sekelompok mahasiswa UMY (GenerasiBakti Negeri) yang melakukan KKN ke daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, yaitu
di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Tahun ini juga ada tim KKN mahasiswa yang
hendak pergi ke Papua, kalau tidak salah ke Anggi Gida, Papua Barat. Yaa…sebenarnya banyak sih, tim KKN yang melakukan
pengabdian masyarakat dalam bidang pendidikan di luar Pulau Jawa setiap
tahunnya. Generasi Bakti Negeri saja kabarnya akan kembali ke Pulau Sebatik
pada periode KKN tahun ini dan juga tahun depan.
Aku jadi ingat, dulu ada adik angkatanku yang KKN ke Rote.
Waktu itu timnya juga berencana membangun rumah baca di sana. Jadi sejak
beberapa bulan sebelum keberangkatan, mereka sudah menggalang donasi berupa
buku dan uang. Sayangnya saat itu aku tidak bisa membantunya dalam bentuk uang atau
buku, karena untuk mencukupi kebutuhanku saja uangku masih kurang (kalau ingat lagi jadi sedih). Jadi saat
itu aku hanya bisa membantunya melalui retweet di twitter.
Melalui pengalaman itu timbullah keinginan untuk bisa ikut
berpartisipasi dalam kegiatan serupa di masa mendatang, saat aku sudah lebih
mampu dari masa itu. Ya, meski dalam penggalangan donasi tim KKN mahasiswa UMY
tahun lalu dan tim KKN mahasiswa UGM tahun ini aku tidak ada hubungannya dengan
mereka, tapi jika aku masih dimampukan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan
baik seperti ini…mengapa tidak? Dan walau apa yang kuberikan hanya sedikit, tapi
jika ada 100 orang yang juga memberikan sedikit seperti aku, hasil akhirnya
akan sangat besar kan?
Untuk ikut ambil bagian dalam aksi sosial (penggalangan
dana, khususnya) awalnya memang tidak mudah. Perlu keberanian besar untuk
melakukan sesuatu yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya (dalam konteks baik
lho, ya). Namun jika kita sudah melewati rintangan itu, niscaya kita akan lebih
mudah untuk melakukannya lagi untuk yang kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya.
“Kadang dengan berbagi kita justru menemukan rasa cukup terhadap apa yang kita miliki.”
Aku akui aku ini pemalas dalam hal ngeblog, tapi jika niatnya
mau sharing ya sharing aja. Because sharing is caring, begitulah slogan yang
kerap kudengar.
mahasiswa, agent of change. bangga banget dulu pas jadi mahasiswa dan dengar kalimat itu. walau sekarang banyak mahasiswa yang tingkahnya jauh dari harapan, setidaknya masih ada yang benar-benar bertekad memberikan manfaat ke sekeliling. semoga programnya berjalan lancar dan bermanfaat :)
ReplyDeleteIya kak...semoga bisa benar-benar bermanfaat :)
DeleteMakasih