Wednesday 18 May 2016

[Review] Follow @MerryRiana

@MerryRiana: Don’t chase after money. Rather, chase your passion, and money will chase after you.
  
  
Judul: Follow @MerryRiana
Penulis: Debbie Widjaya
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 360 hlm
Terbit: April 2013

  
Bella punya karier cemerlang yang membentang di hadapannya, tapi ada harga yang harus dibayar. Dan ketika satu per satu masalah memukulnya, barulah ia terenyak dan bertanya, “Apakah aku ada di jalan yang benar?” Lalu cahaya terang itu muncul…lewat sosok yang sangat menginspirasinya: Merry Riana. Dari Merry Riana, Bella mempelajari hal-hal berharga. Makna perjuangan, kesuksesan, dan bagaimana menjalani hidup yang utuh sesuai passion.
 
   
***
  
  
Hari itu sebenarnya aku tidak berencana untuk membeli buku ini, tapi entah mengapa ketika aku melihat buku ini…aku langsung tertarik dan saat itu juga memutuskan untuk membelinya. Padahal sebelumnya aku tak pernah tahu ada buku berjudul “Follow @MerryRiana” ini. Satu hal yang kuingat mengapa aku tertarik adalah karena blurb-nya, sepertinya isinya memang ditujukan bagi orang-orang yang membutuhkan kejelasan ‘arah hidup’ sepertiku. Dan mengapa pada akhirnya aku kekeuh banget untuk membelinya…mungkin karena bisikan dari Yang Maha Kuasa.
 
Lebay, ah.
 
Pada intinya, buku ini bercerita tentang bagaimana tweet twitter @MerryRiana dapat memotivasi tokoh utama. Tapi cerita perjalanan hidup si tokoh utama yang bernama Bella selama beberapa waktu itu lah yang penting, worth it untuk diikuti. Setelah buku itu kubaca, aku menyadari bahwa keputusanku untuk membelinya tepat. Banyak kalimat inspiratif di dalamnya, aku suka sekali. Terutama quote dari tweet akun twitter @MerryRiana, semuanya bagus!
 
Di antaranya adalah ini:
 
(1) “Antara mimpi dan kenyataan, ada yang namanya kerja keras.” - hal 102
 
YESSS!! Hard work is a must! Hal ini lah yang paling terasa dalam buku ini: ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu. Tapi aku tidak bisa membayangkan kerja kerasnya Bella saat ada di program NEXT di perusahaannya. Pasti bikin pusing dan repot banget.
 
 
(2) “Sometimes you have to give up on things to pursue your dream.” - hal 150
 
A man who chases after two birds, catches nothing. Pernah dengar ungkapan itu? Aku rasa maknanya mirip dengan kalimat di atas. Salah seorang temanku pernah curhat padaku, dia bingung tentang pekerjaannya. Dia ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya saat itu dan melamar ke tempat lain yang lebih menjanjikan, tapi masalahnya dia merasa dia adalah orang yang tak tahu diuntung jika sampai resign. Ya aku timpali saja menggunakan ungkapan barusan. Untuk bisa berhasil meraih sesuatu, kita harus fokus. Bahkan terkadang dalam usaha meraih sesuatu itu kita harus mau ambil resiko, kita harus berkorban. Sekali lagi, ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu.
 
(Dan dalam kasus temanku itu, niatnya ingin resign itu setelah masa kontraknya habis. Jika dia resign saat masih dalam masa kontrak, aku akan setuju bahwa dia orang yang tak tahu diuntung. Tapi jika setelah kontraknya habis? Well, itu murni pilihan kita masing-masing kan, mau memperpanjang kontrak atau tidak.)
 
 
(3) “Meskipun ini adalah stigma dari masyarakat yang tak adil, kali ini aku merasakan kebenarannya: bos yang tidak menikah biasanya keras dan demanding. Wanita karier yang tak punya fokus lain, sehingga setiap detik hidupnya diabdikan untuk pekerjaan. Akibatnya, ia melejit ke pangkat tinggi di usia yang relatif muda, menjadi bos bertangan besi yang toleransinya pada kesalahan bawahan setipis lapisan epidermis kulitnya.” - hal 190
 
 
(4) “Justru semakin tinggi pangkat kamu, semakin tinggi juga tuntutannya.” - hal 193
 
Aku makin yakin bahwa orang yang berpangkat tinggi kerjanya tidak sekedar ongkang-ongkang kaki saja. Tentunya mereka harus tetap menjaga kualitas kerja, malah harus lebih baik dari sebelumnya. Jadi kesimpulannya, semakin penting posisimu, semakin sibuk dirimu (dan semakin banyak uangmu?).
 
 
(5) “Teman-temanku banyak juga yang mencoba ikut seleksi, tapi tidak diterima di Everell. Tapi bukan berarti mereka bodoh, atau kurang kualitasnya. Simply they don’t fit Everell. Mereka belum menemukan tempat yang tepat untuk mengembangkan sayapnya.” - hal 210
  
Saat kita tidak berhasil dalam suatu hal, bukan berarti kita payah. Kalimat itu ditujukan untuk salah satu teman Bella yang memutuskan resign dari perusahaan. Pasti keputusan yang sangat berat untuk diambil, butuh keberanian besar.
 
(6) “…Hidup ini seperti juggling lima bola sekaligus…Lima bola itu adalah pekerjaan, keluarga, kesehatan, spiritualitas dan teman-teman…Bola pekerjaan terbuat dari karet. Sedangkan empat bola lainnya terbuat dari kaca.” - hal 234
 
Artinya, jika bola-bola yang terbuat dari kaca itu pecah maka tidak bisa diganti. Jika hubungan dengan keluarga, kesehatan, spiritualitas dan teman-teman terganggu, maka kita akan kehilangan sumber dukungan. Kehilangan sumber dukungan artinya…kita hidup sendiri, dengan rasa hampa dan kosong, tak berarti. Kurang lebih begitu. Pokoknya aku suka banget dengan perumpamaan ini!
 
 
(7) “Tapi ternyata mencintai apa yang kita kerjakan sama sekali tak semudah mengerjakan apa yang kita cintai.” - hal 260
 
Pernah mendengar ungkapan do what you love, love what you do? Kalimat di atas mematahkan quote inspiratif yang selama ini dipercaya banyak orang. Ternyata mencintai apa yang kita kerjakan itu tidak mudah. Sungguh. Aku pun pernah mengalaminya. Aku mencoba untuk mencintai apa yang sedang kujalani, namun pada akhirnya tetap…ZONKK!!
  
 
The last...buku ini isinya sangat positif, mendorong pembaca untuk optimis dalam menghadapi tantangan hidup. Sangat cocok dibaca oleh anak muda usia 20-an tahun yang hendak lulus kuliah (sudah lulus kuliah juga boleh sih). Butuh bacaan inspiratif? Langsung saja masukkan buku ini ke dalam reading list-mu.
  
  

1 comment:

  1. MR, contoh teladan, yang penting tetap jadi diri sendiri yah.

    ReplyDelete