Tuesday 24 May 2016

Kelas Akber Jogja: Pengembangan Diri

Rabu, 18 Mei 2016 yang lalu Akber Jogja mengadakan kelas yang bertema Pengembangan Diri di Edu Hostel. Narasumber pada kelas ini adalah Ibu Arsaningsih (biasa dipanggil Bunda Arsaningsih), founder Spirit of Universal Life (SOUL). Sebenarnya itu adalah kali kedua beliau mengisi kelas Akber Jogja, jadi bisa dibilang yang kemarin itu adalah kelas Pengembangan Diri Jilid 2. Akber sendiri merupakan singkatan dari Akademi Berbagi, suatu komunitas nonprofit yang sering mengadakan pertemuan (biasanya disebut sebagai “kelas”) dengan berbagai tema sharing, dengan tujuan belajar bersama. Saat ini komunitas ini telah tersebar di berbagai kota di Indonesia (sayangnya untuk daerah Papua belum ada). Sebelumnya aku pernah ikut kelasnya Akber sewaktu cooking class bersama Cinema Bakery, kuceritakan di postinganku yang berjudul Malam Minggu Bareng Akber Jogja di Cinema Bakery.
  
Sumber: arsaningsih.com

“Tak ada yang kebetulan. Jika Saya dan Anda saat ini ada di sini, itu bukan semata-mata kebetulan.”

Kira-kira begitulah yang sempat diucapkan Ibu Arsaningsih di awal kelas. Aku turut mengamini kata-kata beliau. Makin lama aku sadar bahwa banyak hal yang kualami, banyak orang yang kutemui, dan banyak tulisan yang kubaca, itu bukanlah suatu kebetulan. Terkadang aku merasa bahwa mungkin itu semua adalah kehendak Tuhan, terjadi atas ijin Tuhan, dan diperuntukkan bagiku, untuk suatu tujuan. Aku merasa seperti itu karena beberapa waktu yang lalu aku berkata pada Tuhan, untuk yang pertama kalinya dengan kesadaran penuh, bahwa aku ingin bahagia. “Ya Tuhan, aku ingin bahagia,” batinku. Sebelumnya aku merasa baik-baik saja dan merasa tak perlu meminta kebahagiaan pada Tuhan secara khusus. Tapi waktu itu, ketika aku meminta kebahagiaan pada Tuhan, aku seakan menyadari bahwa sebenarnya aku tidak bahagia...Lalu aku pun mengetahui kabar tentang kelas ini.
   
Ruangannya Edu Hostel yang dipakai untuk kelas Akber Jogja. Cocok untuk seminar atau rapat karyawan. By the way, kelasnya Akber waktu itu penuh lho...ada kali, 90 orang yang datang.
Salah seorang dari tim memberi gambaran sekilas mengenai Ibu Arsaningsih dan bidang yang digelutinya.
   
Semua yang disampaikan Ibu Arsaningsih rasanya begitu berharga. Ingin rasanya aku mencatat setiap kata-kata yang beliau ucapkan, tapi nanti aku malah tidak menikmati. Jadi aku hanya menulis 3 pokok pembicaraannya saja di sini:
   
 
Bahagia Untuk Sukses 
 
Banyak orang yang berpedoman bahwa dengan meraih kesuksesan maka akan dengan mudah meraih kebahagiaan, ternyata itu keliru. Bukan suskses lah yang membuat kita bahagia, namun bahagia lah yang membuat kita sukses. Maksudnya kita justru harus merasa bahagia terlebih dahulu untuk meraih kesuksesan. Kebahagiaan adalah sumber tenaga bagi kita untuk dapat melakukan hal-hal yang mendukung tujuan/kesuksesan.
   
 
Berserah
 
Berserahlah kepada Tuhan, selalu libatkan Tuhan dalam setiap rencana dan permasalahan kita. Saat kita berserah, kuasa Tuhan akan turut campur dalam hidup kita. Setelah kita berhasil untuk melepaskan diri dari segala emosi negatif, di kemudian hari emosi negatif mungkin dapat menjerat kita jatuh lagi. Karena ini semua tidak permanen, pasti kita akan selalu mengalami jatuh-bangun. Namun jika melibatkan Tuhan, pasti setelah jatuh kita mampu bangkit kembali. Saat kita merasa lemah, percayalah bahwa “Bersama Tuhan, Saya pasti bisa!”
  
 
Sejenis Menarik Sejenis
 
Untuk bisa bahagia, kita harus mau ‘memurnikan’ jiwa kita. Maksudnya kita harus membuang segala amarah, sakit hati, iri hati, kebencian, rasa menyalahkan diri sendiri yang tak ada habisnya, rasa takut dan cemas dari dalam diri kita. Karena itu semua adalah energi negatif yang pada akhirnya hanya akan menarik kenegatifan dari luar. Jika yang ada dalam diri kita hanya rasa berserah, memandang hidup sebagai sesuatu yang positif, maka kita pun akan ‘menarik’ hal-hal baik mendatangi kita. 
   
Jadi, untukku pribadi, pertemuan dengan Ibu Arsaningsih waktu itu merupakan suatu penegasan bahwa jika aku ingin bahagia maka aku harus mau melepaskan emosi-emosi negatif (termasuk di dalamnya memaafkan diri sendiri dan orang lain).
  
  
Dalam kesempatan kemarin, Ibu Arsaningsih juga berkali-kali mengatakan bahwa kecenderungan pribadi kita saat ini sangat mungkin dipengaruhi oleh pikiran atau perasaan ibu kita saat mengandung kita dulu. Bukankah sesuatu itu jika dikatakan berkali-kali berarti merupakan sesuatu yang penting? Oleh karena itulah kutulis juga di sini. Jadi begini, jika seorang ibu hamil sering merasa cemas/takut, kemungkinan anak yang dikandungnya kelak saat dewasa akan punya kecenderungan sebagai pencemas/penakut. Beliau juga menyampaikan bahwa kata-kata orang lain yang sering merendahkan kita dulu ternyata juga menyumbang kenegatifan bersarang dalam diri kita (misalnya sering dibilang bodoh).
  
Ibu Arsaningsih mengajak salah satu peserta untuk duduk di depan dan mencoba untuk "menilai" orang tersebut.
   
Pada foto di atas, terlihat seorang peserta yang sedang “dinilai” oleh Ibu Arsaningsih. Dari memberikan penilaian dan dikonfirmasi ke yang bersangkutan, ternyata memang benar bahwa dia tipe pencemas dan mempunyai suatu pergumulan yang masih mengganggunya sampai saat ini. Tapi kemudian Ibu Arsaningsih membantunya untuk melepaskan emosi dan pikiran negatif, melalui suatu sesi khusus.
   
Bagi yang tertarik ngepoin Ibu Arsaningsih dan SOULnya bisa buka twitter @arsaningsih, situs arsaningsih.com, twitter @SOULisSolution, atau situs spiritofuniversallife.com.
  
Akber Jogjaaaa...Berbagi bikin happy! Sumber: twitter @akberjogja.
  
“Persyaratan untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian yaitu ketika kita mampu menerima orang lain apa adanya, yang berarti kita harus mampu memaafkan orang lain.” - Arsaningsih
   
  

No comments:

Post a Comment