Wednesday 1 June 2016

Coto Makasar Ala La-Capila

Lagi di Jogja? Suka kulineran? Udah ke sini, belum? Namanya La-Capila, tempat makan di Jogja yang menjual makanan khas Sulawesi Selatan. Itu tuh, coto makasar dan es pisang ijo yang terkenal itu lho…ada di sini.
  
 
La-Capila ini setahuku buka di beberapa tempat, pusatnya di daerah Krasak-Kotabaru (belakang Ganesha Operation, dekat Stadion Kridosono). Sedangkan yang kukunjungi waktu itu cabangnya di Jl. Anggajaya III, Ruko Condong Catur kav. 8 (Terminal Condong Catur ke arah Barat, atau dari Taman Kuliner Condong Catur ke arah Timur). Aku sering lihat tempat ini lumayan ramai saat jam makan siang.
  
Sebenarnya aku pernah ke pusatnya yang ada di Kotabaru, tapi itu sudah lama sekali, bertahun-tahun yang lalu. Dengar-dengar, coto makasar yang ada di sana enak. Banyak orang yang merekomendasikannya, hanya saja aku tidak hafal namanya. Jadi ketika hari itu aku tidak bisa ke Kotabaru (karena kejauhan), aku sedikit sangsi tempat makan yang kukunjungi di Ruko Condong Catur itu menyajikan coto makasar yang rasanya enak. Dan…voila! Ternyata itu cabangnya yang di Kotabaru!
  
  
La-Capila menyajikan beberapa menu yang harganya sudah tertera di dinding, yaitu: coto makasar (Rp14.000), ketupat (Rp1.000), pisang ijo (Rp7.500), palu butung (Rp7.000), sop konro (yang ini sepertinya menu baru di sini, harganya Rp25.000), kuah coto (Rp6.000), dan lauk tambahan seperti tahu, bakwan, lumpia, sate usus, sate telur, barongko, dll (Rp1.000-Rp2.500). Sedangkan untuk minumannya ada teh manis (Rp3.000), es jeruk(Rp3.000), dan lemon tea (Rp3.000). Untuk coto makasar ada pilihan campur atau daging, kalau campur berarti ada daging sapi, babat dan ati. Tetapi kalau pilih yang daging berarti isinya hanya daging sapi saja. Saat aku ke sana, aku memesan coto makasar campur (berhubung aku penggemar babat, ehehe) dan es pisang ijo.
   
   
Kuah coto makasar menurut lidahku hampir mirip seperti kuah soto kudus, hanya saja lebih banyak rempah yang dipakai coto makasar, jadi kesannya lebih berbumbu dan kental daripada soto kudus. Makan coto makasar ini harus dibarengi ketupat, kalau di La-Capila ketupat disajikan terpisah (nggak tahu deh di sini menyediakan nasi atau tidak, tapi di daftar menu sih tidak ada nasi). Lebih sedap lagi kalau kuahnya dicampur perasan jeruk nipis dan sambal, rasanya akan sangat berbumbu, pedas, dan terasa segar karena rasa asam dari jeruk. Hmm…yummy~
   
  
Kalau menurutku sih ya, 1 porsi coto makasar ini rasanya kurang…banyak! Hahaha. Jadi teringat porsi soto kudus yang juga hanya semangkok mungil (bukan kecil ya, tapi mungil, hehe). Boleh nggak ya, kalau ke sana lagi pesannya 1,5 porsi? Wahahaha... Aku sih bukan tipe orang yang makan banyak nasi, makan banyak nasi hanya membuatku begah. Prinsipku makan nasi secukupnya, tapi perbanyak sayur dan protein. Ya ini kalau aku sih… Syukurlah waktu itu aku terselamatkan oleh es pisang ijo. Coto makasarnya sih bikin nagih, jadi kurang banyak. Tapi gara-gara ada es pisang ijo, beuhh…langsung berasa kenyang deh (pisang kan memang bikin kenyang). Habis makan es pisang ijo, hasrat nambah coto makasar langsung sirna.
   
  
La-Capila yang ada di daerah Condong Catur ini tempatnya tidak terlalu luas, tapi bersih dan nyaman. Jangan khawatir dengan kuah coto yang berceceran sewaktu kita makan atau serat daging yang nyelip di gigi, karena di sana juga disediakan tisu dan tusuk gigi (ini sepele, tidak ada juga tidak masalah, tapi kalau disediakan akan lebih menyenangkan untuk pembeli). Untuk yang ingin mencoba atau kangen dengan coto makasar silakan mampir ke La-Capila (buka jam 08.00-17.30 WIB), dan untuk yang ingin makan coto tapi tidak sempat keluar rumah atau kantor, minta dibelikan via Gojek aja :)))))
 
  

No comments:

Post a Comment